HANYA SATU HARI [CERPEN]
Minggu, 26 Maret 2023
Tulis Komentar

Hari itu, hujan turun deras. Aku duduk sendirian di tepi jendela, memandangi tetesan-tetesan air yang jatuh dari langit. Aku merasakan kesepian dan kekosongan yang mendalam di dalam hatiku.
Aku merenung tentang kehidupan dan masa lalu. Aku merindukan orang-orang yang pernah berarti dalam hidupku, namun mereka sudah tidak lagi ada di sisiku. Aku merasa terpisah dari dunia dan tak tahu apa artinya hidupku tanpa mereka.
Tiba-tiba, handphoneku berdering. Aku mengambilnya dari meja dan melihat nama seseorang yang sudah lama tidak kudengar kabarnya. Aku merasa sedikit terkejut dan ragu-ragu untuk mengangkat telepon itu.
Setelah beberapa detik, aku akhirnya mengangkatnya. Dan suara lembut yang kudengar di seberang sana membuatku terkejut.
"Hai, bagaimana kabarmu? Aku tahu sudah lama kita tidak berbicara, tapi aku berpikir tentangmu dan ingin mendengar kabarmu."
Kami berbicara selama beberapa jam, berbagi kisah dan kenangan masa lalu. Kami tertawa dan bahkan menangis bersama. Aku merasa terhibur dan merasa bahwa aku tidak lagi sendirian. Ada seseorang yang masih peduli dan ingin tahu tentangku.
Setelah kami menutup telepon itu, aku merasa terinspirasi. Hari ini mungkin hari yang buruk, tapi hanya satu hari. Ada banyak lagi hari-hari indah yang menanti. Dan bahkan di hari-hari yang sulit, ada orang-orang yang masih peduli dan mencintai kita.
Aku belajar bahwa hidup adalah tentang menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan. Kita harus selalu menghargai waktu kita dan menghargai orang-orang yang berarti bagi kita. Kita tidak pernah tahu kapan waktu kita akan habis, tapi yang pasti, kita dapat mengisi setiap hari dengan kebaikan dan cinta.
Hari itu, hujan turun deras. Tapi, itu bukan lagi tentang hujan yang mengganggu, melainkan tentang satu panggilan telepon yang membuatku merasa terhibur dan merasa lebih hidup. Dan, itulah yang saya ingat dari hari itu - hanya satu hari.
Belum ada Komentar untuk "HANYA SATU HARI [CERPEN]"
Posting Komentar